Jumat, 14 Agustus 2009

Konser Gerilya Ary Juliyant

[uncluster/Bandung]----30 album mungkin bisa dibilang sebuah bukti dari produktifitas dan konsistensi seorang Ary Juliyant. Dia memulainya di tahun 80-an dengan menyebarkan karyanya lewat jalur independen, dan sampai sekarang Ary, musisi yang lahir di Bandung tahun 1964 ini masih tetap produktif, dengan konser gerilyanya yang selalu hadir di setiap komunitas seni dan budaya, dan di sela kesibukannya, dia bersedia berkunjung ke kantor redaksi untuk berbagi kabar.

uncluster: Kenapa menjatuhkan pilihan kepada balada?
Ary Juliant: Mungkin sudah takdir ya, hahaha.. karena bagi saya, selain menarik balada punya pesan juga manfaat untuk disampaikan kepada masyarakat.

uncluster: Apa kira-kira pesan yang terkandung dalam karya Anda?
Ary Juliant: Saya kira untuk pesan di musik balada yang saya mainkan banyak ya, mulai dari alam, politik dan yang lainya. Yang menurut saya itu sehat.

uncluster: Harus kemana jika orang mau membeli karya Anda?
Ary Juliant: Memang susah ya, karena tidak di setiap toko kaset atau CD yang menjual karya saya, dan sayapun hanya menitipkan pada beberapa toko saja. Tapi biasanya jika orang yang berminat biasanya langsung menghubungi saya.

uncluster: Kalau dijumlahkan ada berapa total karya Anda?
Ary Juliant: Saya sudah membuat sekitar 30 album, atau kurang lebih 170 lagu

uncluster: Apa tema yang dominan dari seluruh karya Anda?
Ary Juliant: Tema yang banyak saya angkat dalam karya saya adalah kritik sosial dan alam, mungkin karena saya sedari dulu selalu tertarik dengan hal itu

uncluster: Dalam membuat lagu mana yang lebih penting musik atau lirik?
Ary Juliant: Bagi saya adakalanya musik harus utama, dan adakalanya pesan-lah yang utama, Semua itu serba tergantung. Tetapi intinya bagi saya dua-duanya adalah penting dan tidak bisa dipisahkan.

uncluster: Penyanyi balada Indonesia yang mempengaruhi Anda?
Ary Juliant: Dede Haris, Uli Sigar dan Leo Christy ketiga musisi itu sangat berpengaruh bagi saya

uncluster: Jelaskan sedikit tentang Dede Haris!
Ary Juliant: Dede Haris adalah seorang yang saya hormati, dia bukan hanya idola bagi saya saja, tetapi dia juga adalah guru bagi saya, mungkin bagi musisi lainya juga. Saya masih ingat waktu itu juga Iwan Fals pernah berkata dalam sebuah wawancara jika Dede Haris adalah guru bagi dia.

uncluster: Apa pendapat Anda tentang industri musik Indonesia yang tidak terlalu merespon jenis musik yang seperti Anda mainkan?
Ary Juliant: Mungkin musik yang saya mainkan ini tidak akan menjadi no.1 di industri, tapi saya berpendapat jika musik saya tidak akan pernah mati juga, dan bagi saya industri itu harus punya hati nurani karena saya melihat di sini ada kecenderungan hanya memikirkan uang semata, dan tidak memikirkan dampaknya. Mereka hanya memikirkan selera pasar, yang membuat saya bingung di sini adalah pasar yang mana, dan masyarakat yang mana, mereka tidak mau membuka diri untuk sesuatu yang dianggap lain. Saya memilih indie ketika saya sadar jika di luar sana banyak orang yang antusias terhadap karya saya dan label tidak merespon.

uncluster: Menurut anda apa promosi yang paling efektif untuk karya Anda?
Ary Juliant: Mungkin setiap musisi yang sama dengan saya mempunyai cara masing-masing, dan saya memilih dengan membuat program kerja lewat media, jaringan dan produksi dengan tujuan untuk menguatkan link konser gerilya yang lumayan cukup lama telah saya lakukan untuk mengenalkan karya-
karya saya.


Bahan : Uncluster

Kamis, 13 Agustus 2009

Rakon 2

RAKON DUA....atawa Rapat Konsolidasi kedua dilaksanakan hari Rabu 12 agustus 2009, di Bluegrass Cafe, Hadir Saya, Kang Alih, Kang Bubung, Kang Agus Hikmat, Kang Aduy Tikalika, Babe Wawan, Kang Deny Basky, Kang Ade Laken, Kang Tyo, Kang Angka Budiman, Kang Yayan Rodeo, Abah Donny, KangTatang, Kang Adjie Jackson, Kang Benny, Kang Hendra sementara Kang Harry Pochang, Abah Goem2, Kang Yogi, Kakek pow, Kang Agus Jolali, Kang Iwan Dukun, Kang Ato Baramaen, Kang Nizar berhalangan hadir...karena satu dan lain hal yang berkaitan dengan tugas Negara....Dan seperti biasa Ary Juliant mengikuti lewat telpon dari lombok....Kang Ary Tretura 'Beurit' datang setelah RAKOR DUA usai.....anyway nuhun.......

Pembahasan seputar perkembangan Jumlah kepesertaan dan usulan dari teman teman tentang masalah tehnis recording dan usulan sistematis yang lebih baik, maupun masalah yang berkaitan dengan langkah langkah yang akan dan harus ditempuh....

Kang Alih berharap Konsistensi dan konsekwensi Team dari Project ini betul betul diperhatikan hingga tidak berhenti hanya di satu album...

kang Aduy menawarkan sistem distribusi, Disain Cover dan duplikasi....

Kang Ade Laken mengusulkan sistem Recording satu Studio untuk mencapai kualitas standart Rekaman yang sama, namun mengingat untuk kali ini beberapa Kelompok sudah memiliki MASTER, usulan itu disiapkan untuk penggarapan album berikutnya....

Kang Angka Budiman yang secara jantan pulang kerja dari Cikampek bersama Abah Donny langsung menuju Cafe Bluegrass, meminta kelonggaran/perpanjangan waktu penyerahan karya....dan mentraktir semua teman.....nuhun ah.....

Saya Sendiri mengharapkan dalam Album CountryKuring ini ada sebuah karya KOLABORASI yang melibatkan seluruh peserta.....tentu saja Kita perlu sebuah lagu yang special diciptakan untuk ini....mungkin Kang Alih bisa menyiapkan lagunya.....hehehe nembak euy

Sementara di pojokan ada Fans Bebek Gureeeh yang duduk memperhatikan dan mencatat semua pembicaraan secara diam diam sambil tetap makan Bebek Gureeeh.....

Senin, 10 Agustus 2009

Nostalgia : Franky and Jane

Tapi dia memilih pergi dengan kereta malam. Sebab ada rindu pada orang tuanya yang sudah tidak tertahankan. Lalu dengarkan dia bersenandung lirih: Duduk di hadapanku seorang ibu/dengan wajah sendu, sendu kelabu/penuh rasa haru ia menatapku/seakan ingin memeluk diriku/dia lalu bercerita tentang/anak gadisnya yang t'lah tiada/karna sakit dan tak terobati/yang wajahnya mirip denganku…

Tapi itu hanya syair lagu Perjalanan yang dibawakan duet Franklin Hubert Sahilatua & Jean Maureen Sahilatua yang popuper di tahun 1970-1980-an silam. Franky & Jane kakak beradik bermarga Sahilatua pertama dikenal publik lewat album mereka yang berjudul Musim Bunga. Sebenarnya album yang diproduksi tahun 1978 tersebut adalah album ke dua dari nyong Ambon kelahiran Surabaya tersebut, namun baru di album Musim Bunga tersebutlah mereka mulai populer.

Duo tersebut segera menyita perhatian publik karena pilihan warna musiknya yang berbeda dari warna kebanyakan. Warna country dan lagu-lagu balada yang diusung duo tersebut, dengan musik yang sederhana. Acuh tapi manis Dengan suara gitar yang sangat menonjol, sedikit sentuhan aksentuasi dram, sedang suara biola memberi suasana dan latar belakang. Franky sendiri dengan terus terang mengakui banyak dipengaruhi John Denver, sedang Jane baik warna suara maupun kecenderungannya dalam menginterpretasikan lagu condong pada Melani yang cenderung meliuk-liuk dan merintih.

Dari segi lirik, lagu-lagu Franky & Jane hanya sedikit yang berbicara tentang cinta. Tapi Franky & Jane berhasil membuktikan bahwa meski tidak menjual cinta, namun mereka tetap bisa eksis. Simak saja judul-judul seperti Jaka Tarub, Bis Kota, Kepada Angin dan Burung-Burung tidak semuanya berisi lagu cinta platonis. Seperti halnya puisi-puisi Taufiq Ismail yang banyak dibawakan oleh Bimbo, demikian juga Franky & Jane banyak membawakan puisi dari Yudhistira Ardi Nugraha. Lihat saja dari 12 lagu di album Musim Bunga, 6 di antaranya adalah puisi karya Yudhistira Ardi Nugraha: Dari Sepi Ke Sepi Kembali, Perjalanan, Nyanyian, Benua Baru, Pelabuban, Pekerja.

Franky juga secara santun berani mengungkapkan ketidakadilan dalam masyarakat, satu hal yang sangat dianggap tabu di masa itu. Paling tidak, dia menunjukkan ke khayalak bahwa country tak hanya bisa akrab dengan cowboy-cowboy di Amerika. Bahkan album country daerahnya memperoleh penghargaan di ajang kompetisi bergengsi AMI (Anugerah Musik Indonesia). Keberhasilan album-album Franky & Jane, mulai dari Musim Bunga, Kepada Angin, hingga Burung-Burung, Dan Ketuk Semua Pintu, Panen Telah Datang, Di Ladang Bunga, Siti Julaeka, membuktikan bahwa pilihan music country-nya bukanlah pilihan asal tampil beda, tapi merupakan kesatuan semangat nyanyian hati seperti menyatunya petani dengan sawah ladang serta kicau burung di antara derai tawa anak-anak desa dan menyatunya pohon-pohon dengan suara kecipak air sungai, suasana alam pedesaan yang menawan. Simak saja syair Kepada Angin dan Burung-Burung:“…kepada angin dan burung-burung/matahari bernyanyi/tentang daun dan embun jatuh/sebelum langit terbuka…” atau pada lagu Semusim Sekali: “…senda gurau gadis tani/kicau burung yang bernyanyi/pada musim petik buah/di gunung jadi riang dan berseri…”

Franky memulai karier bermusiknya pada 1973 di Bengkel Musik "Lemon Trees" yang bermarkas di Surabaya. Di sana dia bertemu dengan musisi-musisi kawakan pada masanya, sebut saja Gombloh, Leo Kristi dan Arthur Kaunang. Meski Franky tidak bertahan lama di bengkel musik tersebut, namun harus diakui pergaulan Franky dengan mereka mampu memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi kelangsungan karirnya. Dan tahun 1977 dia memutuskan untuk merantau ke Jakarta.

Selain dikenal karena duonya dengan Jane, Franky juga mencoba bersolo karier. Awal debutnya menghasilkan album Balada Wagiman Tua yang dirilis pada tahun 1982, berturut-turut beberapa album dihasilkan, salah satunya Lelaki & Telaga berhasil mendapat simpati dari masyarakat. Selain itu, Franky juga sempat menciptakan lagu Kemesraan yang dibawakan oleh Iwan Fals, lagu yang sempat menjadi lagu wajib anak-anak muda di tahun 1980-an. Selain itu keberhasilan lagu 'Terminal', 'Orang Pinggiran', dan 'Menangis', tak lepas dari pertemanannya dengan Iwan Fals atau Emha Ainun Nadjib yang menyumbangkan lagu 'Perahu Retak'-nya kepada Franky Sahilatua.

Minggu, 09 Agustus 2009

Bluegrass


Sebagian orang yang awam terhadap musik country cenderung lebih gampang mengenal irama musik ini sebagai musik yang country ”banget”. Padahal jenis irama yang dikenal dengan bluegrass ini adalah salah satu subgenre dari musik country itu sendiri.

Jenis irama musik ini diilhami para imigran dari Inggris dan Irlandia, terutama imigran-imigran Scotlandia dan Irlandia yang tinggal di Pegunungan Appalachian. Di bluegrass, setiap instrumen punya giliran sendiri dalam memainkan melodi dan berimprovisasi.
Ciri khas tradisional bluegrass terletak pada instrument-instrumentnya, seperti mandolin, accoustic guitar, banjo, fiddle /biola, contra bass, dobro dan tanpa atau dengan vocal. Tidak seperti irama-irama country yang lain, musisi-musisi bluegrass lebih sering menggunakan alat musik gesek dan akustik untuk menciptakan harmonisasi musik yang unik. Selain pada instrument, ciri khas musik bluegrass juga ada pada harmonisasi vokal yang meliputi dua sampai empat bagian. Suara yang penuh perasaan dengan vokal yang begitu tinggi. Karakter vokal seperti ini disebut juga sebagai "high lonesome sound."

Gaya musik bluegrass mulai berkembang sekitar pertengahan tahun 1940an dan tidak ada seorang pun yang bisa mengklaim sebagai penemu musik ini.


Bill Moenroe adalah orang yang sering disebut-sebut sebagai ”bapak bluegrass”, karena memang pada masa itu irama musik ini menjadi format musik yang dibawakan Blue Grass Boys, bandnya yang dibentuk di sekitar tahun 1939. Nama bluegrass pun sebenarnya diambil dari band tersebut. Di tahun 1945 kemudian muncul Earl Scruggs, seorang pemain banjo yang memaikan banjo dengan gaya three-finger roll. Gaya ini sebenarnya mengadapatasi dari Snuffy Jenkins, dan sekarang kebanyakan orang menyebut gaya permainan banjo ini dengan sebutan "Scruggs style". Di tahun 1947 sempat muncul juga The Stanley Brothers, band yang dimotori seorang pemain banjo bernama Raplh Stanley ini merekam lagu "Molly and Tenbrooks" dengan gaya musik yang biasa dibawakan Blue Grass Boys.

Musisi-musisi yang menjadi generasi pertama, mendominasi perkembangan bluegrass dari pertengahan 1940 sampai sekitar pertengahan 1960an. Mereka juga sangat konsisten membawakan musik pada masa "Golden Age", yaitu sekitar tahun 1950an. Di antaranya Bill Monroe (Blue Grass Boys), The Stanley Brothers, Lester Flatt &Earl Scruggs featuring Foggy Mountain Boys, Reno and Smiley, Lonesome Pine Fiddlers, Jim & Jesse, Jimmy Martin dan The Osborne Brothers, Mac Wiseman, Mac Martin dan The Dixie Travelers, Carl Story dan Rambling Mountaineers, Buzz Busby, The Lilly Brothers, Jim Eanes serta Earl Taylor

Setelah melewati beberapa dekade, pendengar musik bluegrass semakin meluas. Label musik country pun kemudian mulai banyak mengeluarkan rekaman album bluegrass yang di antaranya diisi oleh Dolly Parton dan Patty Loveless. Karena hal ini, musisi bluegrass yang pernah mengawali perkembangan bluegrass di tahun 1980-an, Ricky Skaggs, kembali muncul di akhir 1990-an bersama bandnya, Kentucky Thunder.

Karena terus berkembang, bluegrass juga akhirnya mempunyai subgenre di dalamnya, yaitu tradisional bluegrass, progressive bluegrass, bluegrass gospel, dan neo-traditional bluegrass.

Tradisional bluegrass sering dibawakan oleh Bill Monroe dan Blue Grass Boys, Ralph Stanley &The Stanley Brother, Clinch Mountain Boys serta Ricky Skaggs dan Kentucky Thunder. Musik ini biasanya memiliki irama chord tradisional yang sangat simple, hampir mirip seperti memainkan musik folk, dan hanya menggunakan instrumen akustik. Karena mengikuti perkembangannya, tradisional bluegrass juga terkadang diisi dengan accordion dan harmonika.

Progressive Bluegrass atau sering disebut juga new-grass. Mengalami perkembangan yang luas di tahun 1960 dan 1970-an. Sejak saat itu beberapa musisi mulai memasukan instrument-isterument elektrik untuk menciptakan harmonisasi bluegrass yang baru. Foggy Mountain Boys adalah salah satu band yang mulai membawakan irama progressive bluegrass dan sempat juga berkolaborasi dengan Earl Scrugss. Kini irama semacam ini menjadi warna bluegrass yang sering dibawakan Alison Krauss &Union Station serta Dixie Chicks.

Bluegrass gospel muncul karena sebagian musisi bluegrass juga memasukan musik gospel ke dalam harmonisasi bluegrass yang mereka bawakan. Unsur yang paling sangat membedakan dalam musik bluegrass ini adalah liriknya yang berkenaan dengan ilmu agama dan keimanan Kristiani. Musisi bluegrass yang sering membawakan warna ini antara lain adalah Doyle Lawson & Quicksilver dan Third Tyme Out.

Neo-traditional bluegrass adalah perkembangan irama terbaru dalam dunia bluegrass. Irama ini muncul di tahun 1990-an dan mejadi irama bluegrass yang hampir banyak dibawakan musisi country sekarang.

Dari UNCLUSTER