Senin, 03 Oktober 2011

HUT Jatiwangi Art Factory ke 6

Selamat Menulis dan Berhitung, Jatiwangi Art Factory








Hari ini, tanggal 27 September 2011, Jatiwangi Art Factory (JAF) genap berusia enam tahun. Sebuah perjalanan yang cukup panjang saya pikir, telah ditempuh oleh JAF dalam berkesenian secara khususnya dan berkehidupan bersama masyarakat Jatiwangi dan sekitarnya. Acara syukuran sore ini dimulai dengan diskusi di ruang Galeri JAF. Dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat dari berbagai desa di sekitar Jatiwangi, dari mulai Kepala Desa, guru sekolah dasar, serta beberapa seniman dari berbagai daerah seperti Cirebon, Indramayu, Bandung dan Yogyakarta.
Diskusi ini dibagi menjadi dua sesi yaitu sebelum waktu shalat magrhib dan sesudahnya. Dalam diskusi pertama, ada beberapa inti permasalahan yang bisa digaris bawahi, yaitu pentingnya budaya tulisan di dalam tubuh JAF sendiri yang selama ini lebih dominan dengan bahasa lisan, sebagai contoh dalam setiap Forum 27an. Hal ini menjadi sangat penting karena pada dasarnya daya ingat manusia sangat terbatas, setiap peristiwa, acara ataupun gagasan yang ada di JAF ini akan terus tersimpan rapi dalam sebuah tulisan yang selama ini masih perlu dikembangkan. “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”, satu kalimat dari Pramoedya Ananta Toer ini bisa menjadi penyemangat JAF untuk memulai budaya tulisan, karena kita semua tidak ingin apa yang telah kita lakukan memiliki nasib yang sama dengan dongeng-dongeng di masyarakat, suatu bentuk budaya lisan yang saya rasa telah jauh berubah dari cerita awalnya, terkikis waktu, diseka oleh zaman.

Selanjutnya ialah, bagaimana JAF ini bisa lebih banyak melibatkan desa-desa tetangganya dalam setiap acara, bukan hanya di desa Jatisura. Sejauh yang terlihat, sebenarnya JAF telah memulai upaya ini, seperti contoh dalam event Village Video Festifal, melibatkan masyarakat beberapa desa di sekitar Jatisura, seperti Burujul wetan, Leuweunggede serta Lodji. Tentu butuh proses untuk menjangkau wilayah berkesenian yang lebih luas lagi, sehingga JAF ini benar-benar bisa mencakup Jatiwangi secara keseluruhan sesuai dengan namanya (Jatiwangi Art Factory), atau bahkan Majalengka lebih luasnya lagi.



Makan bersama setelah diskusi dan pemotongan tumpeng.

Dalam sesi kedua diskusi, pembicaraan lebih banyak di utarakan oleh undangan yang baru tiba saat itu yaitu Kurator seni Asmudjo Jono Irianto dan seniman asal Yogyakarta, juga sebagai pendiri dan pengelola Rumah Seni Cemeti, Mella Jaarsma. Asmudjo memberikan beberapa masukan, diantaranya ialah membuat suatu proyek, yang dikerjakan oleh beberapa orang ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti desainer produk dan marketing, bukan hanya seniman. Asmudjo menekankan hal ini bertolak pada realita yang ada bahwasanya seniman belum tentu bisa menyelesaikan permasalahan secara langsung, tetap dibutuhkan kerjasama dengan ahli-ahli lainnya yang bersinggungan dengan hal praktis terutama, untuk membantu merealisasikan gagasan-gagasan seorang seniman. Lain halnya dengan Mella Jaarsma, ia lebih menanyakan hal yang saya pikir sederhana, namun cukup rumit untuk dijawab oleh JAF sendiri. Sebenarnya apa cita-cita JAF selama ini? Banyak. Itu salah satu jawaban dari JAF sendiri. Mengingat kembali tujuan awal kita berjalan akan sangat penting untuk menentukan setiap langkah demi langkah yang akan kita tempuh. Dengan itu, setiap langkah tersebut akan tetap terukur, tidak keluar jalur apalagi tersesat di tengah jalan.

Setelah acara diskusi, dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Loranita Theo, direktur JAF saat ini, serta pertunjukan musik dan pembacaan puisi di mini stage JAF. Tedi En, Rizal Abdulhadi, Kang Mukti dan Edy Fadli tampil membawakan beberapa lagu dengan iringan gitar akustik dan alat musik tradisional, selain itu beberapa musisi dari Mexico dan Chile yang juga turut serta memeriahkan acara ini.

Layaknya seorang manusia, sampai usia yang ke-6 ini JAF telah banyak bermain dengan warna, bidang dan betuk. Ketika menginjak usia ke-7, harus mulai belajar membaca, menulis dan berhitung dengan lengkap, yaitu menambah, mengurangi, mengkali serta berbagi. Kalimat inilah yang diutarakan oleh JAF sendiri dan saya pikir menjadi benang merah forum 27an ini. Selamat ulang tahun yang ke-6 untuk Jatiwangi Art Factory, semoga senantiasa diberikan kekuatan untuk berkesenian dan menghasilkan karya-karya terbaiknya.

-Asep Topan, 28 september 2011.
Foto: Dokumentasi Egi Fedly