Sabtu, 19 September 2009


Untuk semua Cowboy n Cowgirl yang merayakannya : Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin, 1 Syawal 1430 H

Kamis, 17 September 2009

Selasa, 15 September 2009

Baby Astheria: “Country Perjuangan..”

Baby Astheria adalah penyanyi muda berbakat yang mengambil country sebagai nafas dalam kehidupan bermusiknya. Kenal, suka, dan langsung mencintai country membuat Baby terus berjuang agar musik country bisa diterima dan sejajar dengan genre pop, rock, dan R&B. Meski albumnya belum kunjung dirilis, Baby tetap semangat membawa country ke manapun langkahnya berpijak. Ini dia petikan wawancara Blahbloh dengan mojang Bandung yang lahir pada 24 Januari 1983 ini.

Apa kabar? Senang bisa kenal sama Baby..

Baik, senang juga bisa ngobrol sama Blahbloh dan berbagi..

Dari kapan kamu mulai terjun ke nyanyi?

Kalo nyanyi sih dari kecil. Tapi untuk serius dan mulai profesional sebagai penyanyi sejak SMA, usia 16 tahun-an lah.

Saat itu sudah mulai nyanyi country?

Oh belum. Awalnya saya membentuk band cewek, namanya Eleven O’C Female Band. Dari situ saya belajar banyak genre musik mulai dari blues, rock, country, latin, sampai klasik. Nah itulah awal saya jatuh cinta sama country. Sekitar tahun 2000-an lah.

Apa yang buat Baby jatuh cinta sama country?

Pertama umumnya orang bilang kalau tak kenal maka tak sayang. Dan dari kenal kita bisa jadi suka, dari suka terus sayang, lalu jadi cinta. Dari awal saya dengar musik country tuh simpel, liriknya dalam, dan ceritanya dekat dengan alam, nature, terus country itu juga jujur. Tapi yamg pasti karena simpelnya. Simpelnya itu bukan berarti gampang dinyanyikan. Di balik kesederhanaanya itu ada sesuatu yang besar yang saya rasakan. Itu yang bikin saya suka.

Wah dalem banget ya filosofinya..

Ha ha ha ha ha…

Tapi, di Indonesia musik country ‘kan kurang banyak peminatnya. Sekalinya ada kebanyakan orangtua. Gimana tuh?

Di Indonesia country memang belum cukup popular. Dalam artian nggak banyak yang tahu kalau country itu ternyata banyak jenisnya. Dan nggak cuma disukai sama orangtua saja, tapi anak muda juga. Di Amerika sana, kemasannya sudah keren banget. Dicampur sama rock, R&B, pop, malah sampai disco. Dan balik lagi pada prinsip kalau tak kenal maka tak sayang itu, makanya nggak suka. Dan pada saat kita tahu ada kemugkinan kita suka.

Sebagai penyanyi country ada usaha nggak buat memperkenalkan country di sini?

Ada banget, dan perjuangannya ternyata nggak gampang.

Karena stigma yang bilang country itu musiknya orangtua?

Betul banget. Padahal nggak kayak gitu, seperti yang saya jelasin tadi. Dan karena sudah tahu beberapa jenis country, saya berusaha memperkenalkan jenis-jenisnya itu.

Caranya?

Dengan membuat karya lagu country. Juga acara-acara musik di teve-teve. Saya pernah sama mas Tantowy [Yahya-red] bikin acara country di Metro TV, TVRI, dan teve lokal Jabar, namaya “Let’s Rock This Country”. Dan ternyata sambutannya cukup meriah. Yang terakhir acaranya masih jalan sampai sekarang.

Musisi country favoritnya siapa?

The Eagles, Shania Twain, Sheryl Crow.

Musik country enaknya didengerin kalau kita lagi ngapain?

Dengerin biasa juga sudah enak, kayak lagu pop aja. Ada beberapa lagu yang enak didengerin sambil perjalanan.

Suka dukanya dalam memperkenalkan lagu country apa?

Dulu waktu masih sama band kami menyanyikan country tradisional, yang konvensional. Di situ ‘ditabrak’. Banyak orang yang nggak setuju. Biasa lah, pro dan kontra. Karena waktu itu kami tampil tanpa atribut country sama sekali. Pakai celana jeans robek dan sepatu kets. Yang kami bawain juga lagu-lagu pop tapi kemasannya country. Karena mereka pikir nyanyi country harus beratribut country full dari atas sampai bawah. Sebenernya nggak harus begitu. Tapi lebih ke musiknya. Tampilannya ‘kan bisa gimana aja.

Berarti udah punya album atau lagu country dong..

Album sudah sign kontrak sama Sony. Singel juga sudah keluar tapi masuk dalam album kompilasinya Dewiq yang The Hits Maker, judulnya “Happy Ending” lagunya diciptain Dewiq, aransemennya country. Belum dipromosiin, tapi saya nggak mau berharap ke major label, jadi jalan sendiri saja. Mungkin major belum terlalu percaya sama country.

Terus albumnya gimana?

Sebenernya album sudah siap, tapi belum tahu keluarnya kapan. Di album itu ada 11 lagu. Delapan lagu ciptaan saya, dua dari Dewiq, satu lagi dari musisi lain. Jadi mungkin ke indie saja kali.

Wah berjuang sendiri lagi dong..

Ya nggak apa-apa. Sekarang saya sama manajemen berpikir untuk bangun kaki sendiri. Jalan dengan apa yang kami punya. Apalagi kerjasama sama major udah selesai. Lagi cari kemasan yang fleksibel dan lebih bisa diterima.

Kalau Baby lagi manggung selalu bawain lagu country?

Musiknya iya. Tapi kalau lagu nggak harus country. Seperti lagu Letto, “Ruang Rindu”, yang nge-pop banget, saya aransemen dengn sedikit country. Saya juga pernah bikin lagu “Radja”-nya /rif jadi country. Dan saya berhasil bikin Audy membawakan lagu country. Audy bilang, ‘Gila banget!’. Dia senang sekali. Dan ternyata orang-orang juga antusias nerimanya.

Wah keren banget tuh.. Susah nggak aransemen ulang kaya gitu?

Nggak mudah, tapi bisa kok. Pertama kita harus punya pengetahuan country tuh seperti apa. Lagu kan nggak bisa seenaknya dirombak, bisa jadi nggak enak. Di situ saya perlu pasukan untuk melakukanya, di samping pengetahuan saya. Dengan didukung partner kerja yang cocok, semua pasti jalan. Makanya sekarang saya lagi bentuk pasukan supaya orang bisa lihat kalau country ada yang seperti ini. Pasukannya masih rahasia.

Kalau boleh berandai-andai, maunya country nanti seperti apa di Indonesia?

Bisa diterima tanpa ada lagi batasan. Saya yakin nanti country akan bisa diterima. Karena sekarang menurut saya musik kita lagi stagnan, itu-itu saja. Hingga satu titik nanti orang akan jenuh. Bukan jenuh karena musiknya yang nggak bagus, tapi ingin mencari sesuatu yang berbeda. Nah, di situ mungkin akan muncul musik seperti country, blues, dan lainnya. Tapi usaha memperkenalkannya harus mulai dari sekarang.

Ada lagi?

Kalau karya sudah jelas. Tapi di luar itu saya ingin ke industrinya juga. Jadi saya tidak cuma mengeluarkan karya tapi juga mengeluarkan talent-talent. Nggak harus country, tapi lebih baik kalau bisa country. Atau paling tidak menularkan. Minimal cara berpikir dan musiknya ke talent-talent baru.

Iya deh, semoga semuanya berjalan sesuai keinginan Baby. Terus berjuang ya..

Pastinya, dan nggak akan pernah berhenti.. ●

[teks: Fai Alrasyid ][foto: Aditya Oktavirmana]

Sumber www.Blahboh.com

Minggu, 13 September 2009

Country Kuring: Album Kompilasi Country Gaya Kuring





[Windi]

Catatan baru dalam pergerakan musik country di tengah-tengah komunitas country Bandung. Setelah hanya berupa “endapan” mimpi yang masih belum direalisasikan, sebuah konsep project album kompilasi country coba ditawarkan untuk para musisi country Indonesia.

Project album yang diberi title "Country Kuring" ini hadir dengan konsep sederhana, yang intinya adalah memajukan pergerakan musik country Indonesia dengan menyertakan karya cipta dalam album indie. Mengemas karya dalam sebuah album, sebenarnya memang menjadi keinginan sejati bagi para musisi country Bandung. Kali ini, Egi Fedly hadir sebagai penggagas konsep agar keinginan itu benar-benar mampu menjadi sesuatu. Egi juga mengungkapkan, Country Kuring yang berkonotasi sebagai ungkapan “Ini Musik Country Gaya Kuring” merupakan sebuah semangat yang mengacu kepada kebebasan berekspresi dan kreatifitas dalam membawakan musik country tidak terpaku pada pakem.

Walaupun diawali dengan konsep sederhana, bukan berarti project ini main-main. Beberapa kali pertemuan sudah dilakukan di Jalan Purnawarman No.8, Bandung. Dimulai dari obrolan pematangan konsep secara teknis, sampai sebuah wacana project ini nantinya tidak akan stop at one action, akan muncul album-album kompilasi country berikutnya yang membawa karya-karya original para musisi country.

Respon positif berupa dukungan moril dan kesiapan untuk ikut serta dalam project ini akhirnya muncul dari para musisi-musisi country seperti The Daltons, Adjie Jacksons, Joe Arkansas, Ditto Ditty, Ary Juliyant, Egi and The Good Fellas, Ato Baramaen, Bubung, Rull & The Undercovers, Agus Hikmat, Harry Pochang, Yuki Yuwono, Romzy Alketerie, dan Yayan Rodeo. Tentunya masih banyak musisi yang ditunggu campur karyanya dalam album kompilasi ini.

Di awal catatan hingga sekarang, musisi country di Indonesia khususnya di Bandung itu ada banyak dan bagus. Rasanya memang sayang kalau tidak ada moment bagi mereka untuk menunjukan dedikasinya lewat karya-karya yang original.